This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 27 Desember 2022

#1. Membangkitkan Daya Kreatif

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Tulisan pertama ini semoga akan memacu saya untuk membuat tulisan kedua sampai ketujuh. Kenapa kok hanya sampai ketujuh? Karena materi latihan menulis gratis dari mas Sulak yang saya dapatkan hanya tujuh hari. Hari berikutnya berlaku kelas yang berbayar. Saya belum bisa mengikuti kelas yang berbayar.

Materi pertama berjudul Memberdayakan Jin Ifrit di Dalam Kepala

Kelas menulis sebagai meditasi bukan secara khusus untuk mereka yang ingin memperoleh kedamaian. Mungkin karena belakangan ini sulit sekali mendapatkan kedamaian semoga cara menuliskan apa saja yang tertahan di hati, tertumpuk di otak mudah diturunkan dalam bentuk tulisan. Motif saya mengikuti kelas ini untuk melancarkan kemampuan menulis lepas. Menulis selancar berbicara, itu dambaan saya. Saya bekerja sebagai guru, dan kemampuan menulis dengan baik menambah kompetensi saya. Saat ini tidak jarang guru yang senang menulis, apalagi terampil sekali menuangkan gagasannya. Nah, saya tidak mau menjadi guru yang tidak bisa menulis dengan baik. 

Menulis dengan baik tergantung teknik yang digunakan. Gemar membaca saja tidak cukup. Latihan menuangkan gagasan dalam beberapa paragraph menunjang kemudahan menulis. Mas Sulak menyarankan agar meluangkan waktu 15 menit hingga 20 menit per harinya. Ia pinta agar gunakan stopwatch. Waktu penyelesaian tidak menjamin tulisan baik, tapi setidaknya terhindar dari kebingungan mau menulis apalagi.

Di latihan menulis yang pertama ini saya coba menuliskan tentang kegiatan saya sehari-hari di sekolah.

Saya tidak memakai stopwatch. Saya paksa diri ini untuk nyaman menuangkan isi kepala, menekan papan keyboard, dan memandang layar ketikan. Saya ingin sampaikan dengan agak terbawa gaya menulisnya mas Sulak. Sebelumnya saya terbiasa menggunakan gaya menulis esay mas Puthut EA.









Senin, 14 November 2022

Sedang Bingung

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Bulan ini sedang tidak baik untuk saya jalani. Saya seperti tidak berkembang. Kegiatan harian saya begitu jelas. Pagi sampai sore di sekolah. Di hari-hari tertentu malamnya di kampus. Masih seputar dunia pendidikan. Saya merasa ada yang kurang pas menjalani rutinitas. 

Kalau dihitung mundur dari tahun 2007 sampai sekarang, ukuran waktu sepanjang itu mestinya saya bisa memanen hasil apa-apa yang telah saya tanam. Emang saya sudah menanam apa? Idealnya tidak lagi payah.

Saya rajin mengikuti postingan motivasi, challenge di sosial media. Banyak yang serap. Coba saya praktekan. Semoga dengan begitu ada semacam dorongan kuat bahwa saya masih ditempat yang sama. Saya ingin sukses di bidang saya ini. Apa iya pendidikan bidang saya?

Tahun ini usia saya jalan tiga puluh tujuh tahun. Nanti di November 2023 pas ke-37. Mengingat batas awal keberhasilan nampak di usia 40, artinya jatah penguasaan, eksplorasi saya hanya empat tahun -kalau dirunut dari usia 36 tahun saya. 

Empat tantangan nyata saya di usia yang tidak lagi santai.

1. Mesti mencintai apa-apa yg saya kerjakan.

Saya masih sering gagal di dunia yg saya pilih. Sering menyepelekan. Tanpa persiapan. Baru-baru ini aja saya refleksi. Mencintai pekerjaan dengan menyandingkan motivasi diri seperti bsa sata jalani. 

Simpelnya, saya mengajar di sekolah dan di kampus. Motivasinya di usia 44 nanti saya adalah doktor manajemen/akuntansi yg produktif mengembangkan salah satu dari kedua keilmuan itu. 

Wujud dari mencintainya adalah saya membuat perencanaan yang realistis dan berkala. Tahun 2022 Bln Nov: menyiapkan pengetahuan, keterampilan belajar untuk masuk kelas doktor. Bln Des: menulis buku untuk persiapan beasiswa BIP. 

Saya pernah merasa pede, yakin bahwa keterampilan menulis saya bsa membiayai pendidikan doktoral. Hasilnya Zoooonkkk.. mimpi yang terus di kepala. Hahaha..

Bln Jan 23: mengikuti seleksi di PTN yg saya pilih. Saya sreg di Program S3 Ilmu Manajemen UNJ. Langkah nyatanya ya perdalam TOEFL, TKDA. Saya bukan org cerdas apalagi pinter. Jam belajar berikutnya bakal panjang dan gila-gilaan.

2. Memperdalam hal/pekerjaan yang dicintai.

Dalam hati saya merasa yakin menjadi penulis partime yg produktif. Tulisan-tulisan saya menyebar di berbagai media. Dgn begitu akan berpengaruh terhadap penghasilan saya per bulan. Penghasilan mengajar bikin spot jantung. Saya masih gagal memenuhi nafkah ideal keluarga. Mungkin dgn tekun menulis akan menaikkan taraf kesejahteraan saya dan keluarga.

3. Mencoba banyak peluang.

Karir mengajar saya di kampus tetap di Jakarta sedang tdk baik. Dua tahun lebih saya tidak mengajar. Berdampak jg ke penghasilan bulanan dan jenjang dosen berikutnya. Sempat kecewa, tapi tidak lama. Saya mendaftar kuliah online di UI untuk beberapa matakuliah yang akhirnya bikin saya kualahan. Akhirnya saya pilih satu matkul saja: stastistik. Saya ingin kuasai full dan ini matkul batu lemparan mana tahu saya expert dan mengajar di UI. Masih tersisa beberapa pekan untuk mengejar ketertinggalan materi. Saya mesti semangat lagi.

4. Investasi besar-besaran untuk sesuatu yg bernilai panjang

Nilai panjang itu 

Sabtu, 19 Maret 2022

#1 Permulaan Menulis

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Setelah pagi tadi saya melakukan pemanasan menulis dan kini saatnya saya memulai menulis secara maraton. Saya menjadikan Buku Catatan untuk Calon Penulis sebagai pedoman membiasakan menulis tanpa terpengaruh mood, menulis di mana pun hingga menulis cepat. 


Dalam buku itu terbagi dua puluh tagar disertai penjelasan pendek. Seolah si penulisnya sedang memberikan pendahuluan sebelum meminta si peserta pelatihan melaksanakan arahan darinya. Saya pikir sih benar iya juga. 

Pada #1 ia menuliskan: Sesungguhnya tidak ada penulis hebat. Yang ada hanyalah penulis yang terlatih dan penulis yang beruntung. Yang pertama bisa kita usahakan. Yang kedua, bukan hanya tidak bisa kita usahakan, tapi juga tidak perlu kita pikirkan. 



Pesannya pendek. Jika ia ujarkan secara lisan mungkin tidak berhenti di situ. Saya paham maksudnya, ia meminta agar yang ingin menjadi penulis setidaknya capailah di tahapan terlatih. Apa pun yang terlatih pasti ditempuh dengan serangkaian proses yang nisbi satu sama lain berbeda. 

Menulis akan terasa sulit bagi yang belum terbiasa. Berbicara di muka umum bisa bikin gugup seseorang. Meski dengan naskah jika tanpa ketenangan diri kata-kata yang meluncur seakan mampet. Menulis pada awalnya perlu semacam pemancing.

Saya ingat strategi tiga kata yang dibagikan mas Sulak. Penulis tidak sedang ada ide sekalipun, separagraph dengan cara itu ide muncul dengan sendirinya. Misalkan Pulpen Bapak Hilang. Untuk sebuah tulisan fiksi tiga kata itu cukup bermanfaat. Mengembangkan menjadi sebuah cerita mini untuk tiga kata itu belum bisa saya tuntaskan di tulisan ini. Semoga nanti ya.

Menjadi penulis yang terlatih ibarat di bidang olah raga maka ada kurikulum yang menghantarkan atlit tertentu terlatih. Ia perlu mengenal gerak otot kaki, otot tangan. Bagaimana mengendalikan napas. Mengontrol tenaga agar sampai dipenghujung pertandingan dsb. Setiap bidang yang membentuk keahlian maka disediakan tahapan-tahapannya.

Menulis pun demikian. Saya senang menulis. Pernah mengikuti lomba menulis. Pernah mendapatkan hadiah hasil lomba menulis. Pernah mengikuti pelatihan menulis di Kampus Fiksi non Fiksi Diva Press, Jogja. Kesan mengikuti itu saya merasa kalau saya ada bakat menulis. Masuk dalam peserta pelatihan itu saingannya seluruh Indonesia. Bergengsi pokoknya.

Untuk terampil menulis maka kita perlu terus menulis secara spontan. Menulis dengan beragam tema. Mengikatkan diri dengan tema-tema terdekat kita memudahkan kita menyelesaikan sebuah tulisan. Atau dengan mengatur jumlah cerita yang dipublikasi di media sosial. Mereka yang rajin posting cerita di sosmed teknis berceritanya cukup memadai. 

Saya menjaga stamina menulis dengan menulis bertema di ig yang terhubung ke wall fb. Blog kali ini saya tempatkan sebagai kumpulan tulisan saya. Menyimpan di blog saya anggap sebagai tabungan keterampilan diri yang sewaktu-waktu mudah ditemukan. Apalagi bidang profesi saya mengajar. Kemampuan menulis baik dan tekun membaca selalu diperlukan.

Penulis favorite saya adalah penulis buku panduan latihan ini. Mas Puthut Ea. Ia terkenal sebagai cerpenis. Dan belakangan ini banyak menulis esai. Gaya menulisnya mudah saya ikuti. Bukan untuk meniru. Saya juga mengikuti cara ia bercerita dan mengemas alur kalimat yang memikat. 

Setiap ia bagikan pengisahan di ignya saya baca baik-baik. Ia mengambil caption dengan arah yang tidak terduga. Bidikan-bidikan kameranya menakjubkan. Ia dengan mudahnya mendapatkan angel gambar yang oke. Selama saya membaca tulisan-tulisannya kemudahan ketika saya menulis seperti telah melewati proses menulis yang panjang.

Saya tekankan di sini perlunya sosok penulis favorite untuk membantu kelancaran menulis. Ia penulis pertama yang saya jadikan panutan berkarya. Selanjutnya, saya sering membagikan postingan fb mas Sulak. Ia sering memberikan kiat menulis. Artikel dari penulis asing. Ia juga membuka kelas menulis cerita. Kapan waktu saya ingin bergabung di kelasnya. Harganya lumayan dan pastinya materi-materi yg disampaikan berkelas.

Mas Sulak juga menerbitkan buku latihan menulis cerita. Saya baca semua pembahasan di dalamya. Hanya saja belum saya praktekan. Mungkin setelah buku ini selesai, saya lanjut ke buku mas Sulak. Baik mas Puthut Ea dan mas Sulak, gaya menulis mereka berkarakter. Saya membaca tulisan mas Puthut seperti ia sedang berbicara. Membaca cerpennya mas Sulak seperti saya membaca terjemahan cerpen dari bahasa asing. Mereka saya jadikan mentor tidak secara langsung. Hanya berbekal karya aplikatif mereka saya siap menyongsong sebagai penulis cerita. 

Berkisah akan menjadi kebiasan baru saya. Menyelesaikan tulisan tidak bisa lagi saya tunda. Menghadiahi diri berupa kumpulan tulisan atau buku bertema akan menjadi pengalaman berharga saya, khususnya di tahun 2022. 

Mencoba tantangan baru dengan menjadikan setiap buku latihan menulis sebagai bahan pemicu premis bercerita. Tahap pertama, saya esais yang mudah menggarap tema humaniora. Tahap kedua, saya cerpenis yang meleburkan diri ke kehidupan sehari-hari. Semua itu saya niatkan sebagai bukti kesungguhan diri menempa diri dan mensyukuri nikmat berkehidupan.

Babelan, 19 Maret 2022. 22:19 WIB

Mengembalikan Semangat

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Mengembalikan semangat yang redup bukan perkara mudah. Saya sering gagal. Selalu saya ulangi membuat rencana di sebuah buku/kertas. Merinci hal-hal yang bisa saya tekunin selama sebulan, sepekan, atau pencapaian dalam sebulan ke depan. Namun masih di awal perjalanan tidak berjalan lancar. 



Hari ini sabtu, tertanggal 19 Maret 2022, keinginan saya memperbaiki kegagalan melatih diri muncul tiba-tiba. Saat membersihkan rak buku, membebaskan buku-buku dari debu harian, memisahkan buku-buku pilihan untuk sepekan, berbarengan saya rinci kegiatan yang bisa saya tekuni selama sepekan.

Saya ingin menguji ketahan diri di hari pertama ini. Bisa tidak saya jalani semua rencana dengan baik, tertib. Berikut rencana tertulis selama sepekan.

Hari pertama

Pagi

1. Membaca dan menyelesaikan buku catatan untuk calon penulis karya Puthut Ea.

2.  Pengantar akuntansi BMP UT.

Siang

1. Jurnal komunikasi masa.

2. Akuntansi perpajakan

Malam

1. Perilaku organisasi

2. Materi Mira Institut


Hari kedua

Pagi

1. Teori Akuntansi

2. Manajemen keuangan

Siang

1. Petunjuk praktis penelitian ilmiah menyusun karya ilmiah

2. Berburu honor dengan artikel

Malam

1. Latihan psikotes junior

Pembagian aktivitas belajar yang saya pelajari dari youtube akan mempermudah pelaksanaannya. Saya coba hari ini.

Tulisan ini saya anggap sebagai prolog latihan bertanggung jawab atas apa yang telah saya tuliskan. Mengupayakan suatu sikap yang baru perlu pembiasaan. Untuk itu saya menjadikan pedoman ustadz Yusuf Mansur melatih sikap istiqomah selama tiga hari. Lanjut seminggu, lanjut dua minggu, sampai di hari keempat puluh atau empat puluh satu hari. Kalau sebulan lebih sepuluh hari kita terbiasa dengan dispilin tertentu maka itu telah menjadi kebiasaan dan berubah menjadi karakter. Nah mengumpulkan karakter berkulitas menjadikan hebat di diri kita. Itu lah yang saya idam-idamkan.

Usaha ini juga sebagai persiapan saya menerima limpahan anugerah-Nya. Keyakinan saya bahwa turunnya anugerah sebagaimana kesiapan diri memacu ikhtiar persiapan itu terus saya coba. Ya walaupun gagal mulu. Tapi saya menyikapinya ini karena saya belum ada kesiapan diri.

Kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan batin, dan kesiapan kesadaran diri. Munculnya orang-orang kaget setelah mendapatkan limpahan anugerah entah itu jabatan, kekayaan, yang nampak ada sikap diri seperti sombong, ujub dsb, saya rasa karena tidak ada kesiapan diri.

Saya ingin melanjutkan sekolah doktoral maka saya harus menyiapkan mental, pengetahuan, ketahanan belajar, dan yg utama biaya pendidikan sampai selesai study. Di awal saya harus menyediakan biaya pendaftaran satu juta rupiah, proposal disertasi, hasil tkda, hasil toefl yang keduanya berskor min 550. Jika lolos maka saya harus siap membayar spp martikulasi sebesar enam juta rupiah. Di semester awal sampai selesai sekitar semester 6-7 spp sebesar dua belas juta. Di tambah biaya penunjang riset. Sangat mahal dan menantang. 

Untuk studi tersebut saya tidak mengambil jalur beasiswa. Saya merasa yakin dengan kemampuan menulis/berkarya saya bisa membiayai itu semua. Rencana studi itu gagal tercapai hampir masuk di tahun kedua. Penyebabnya satu, saya tidak mempersiapkan diri. Maka, mumpung awal pendaftaran masih jauh, saya bisa menyicil persiapan. Bulan ini saya menyicil ketahanan belajar dan keterampilan menulis. Saya mau mencoba mengirimkan artikel-artikel ke media-media. Untuk menguji kemampuan menulis, maka jalannya mengirimkan artikel. Satu artikel diberikan honor minimal dua ratus ribu. Sehari satu artikel dan tayang di media, selama sebulan alhamdulillah tertransfer enam juta rupiah. Ya setidaknya hitungan untuk biaya studi dapat di atas. Saya mau suatu ketika membagikan pengalaman sekolah doktoral dengan biaya hasil dari menulis/berkarya. Jadi mencari beasiswa bukan satu jalan lancar studi lanjutan.



Menulis, berfikir dan berkarya adalah tiga hal yang sedang saya tingkatkan kualitasnya. Agar lancar menulis saya menjadika tiga buku utama sebagai media latihan menulis. Buku catatan calon penulis, buku creative writing, dan buku menulis dengan cinta. Saya selesaikan satu buku, saya nilai perkembangan menulis saya, kalau semuanya oke saya lanjut ke buku yang kedua. Setidaknya dalam sebulan lompatan menulis saya jauh dan tinggi. 

Berfikir adalah bagian utama seorang penulis atau apa pun profesinya. Berfikir yg dinamis perlu dilatih dengan banyak membaca lintas genre. Saya pernah senang membaca filsafat. Sekali baca tidak paham. Diulangi sampai paham dan begitu terus. Daya berfikir orang tergantung kesanggupan mengolah nalar/rasionya. Nalar mudah berkembang dengan membaca dan berdiskusi. Saya ditahapan ini juga sudah merinci buku-buku apa saja yang siap dibaca. Pembuktian daya berfikir saya meningkat kelihatan dari kemampuan saya menulis ulang apa yang saya serap dan saya kritisi terapan keilmuan yg di maksud.

Setelah kedua itu selesai dan jamak tercapai maka berkarya adalah pembuktian besar. Di awal tahun ini saya pernah menulis target terbit buku-buku saya di penerbit mayor. Sudah di bulan ketiga, satu buku pun belum juga saya tulis. Judul dan kerangkanya sudah ada. Semogalah di bulan ini satu bab terwujud.

Menulis pun persis dengan berolah raga, pemanasan melenturkan otot-otot sebelum melakukan gerakan serius. Setelah tulisan ini saya akhiri, jaringan di otak saya bekerja, asosiasi kata, logika bercerita terbentuk dan saya siap menggulirkan cerita pertama di hari pertama saya bangkit dari kelalaian target harian.

Babelan, 19 Maret 2022. 10.24 WIB