Oleh Bagus Styoko Purwo
Tulisan pertama ini semoga akan memacu saya untuk membuat tulisan kedua sampai ketujuh. Kenapa kok hanya sampai ketujuh? Karena materi latihan menulis gratis dari mas Sulak yang saya dapatkan hanya tujuh hari. Hari berikutnya berlaku kelas yang berbayar. Saya belum bisa mengikuti kelas yang berbayar.
Materi pertama berjudul Memberdayakan Jin Ifrit di Dalam Kepala
Kelas menulis sebagai meditasi bukan secara khusus untuk mereka yang ingin memperoleh kedamaian. Mungkin karena belakangan ini sulit sekali mendapatkan kedamaian semoga cara menuliskan apa saja yang tertahan di hati, tertumpuk di otak mudah diturunkan dalam bentuk tulisan. Motif saya mengikuti kelas ini untuk melancarkan kemampuan menulis lepas. Menulis selancar berbicara, itu dambaan saya. Saya bekerja sebagai guru, dan kemampuan menulis dengan baik menambah kompetensi saya. Saat ini tidak jarang guru yang senang menulis, apalagi terampil sekali menuangkan gagasannya. Nah, saya tidak mau menjadi guru yang tidak bisa menulis dengan baik.
Menulis dengan baik tergantung teknik yang digunakan. Gemar membaca saja tidak cukup. Latihan menuangkan gagasan dalam beberapa paragraph menunjang kemudahan menulis. Mas Sulak menyarankan agar meluangkan waktu 15 menit hingga 20 menit per harinya. Ia pinta agar gunakan stopwatch. Waktu penyelesaian tidak menjamin tulisan baik, tapi setidaknya terhindar dari kebingungan mau menulis apalagi.
Di latihan menulis yang pertama ini saya coba menuliskan tentang kegiatan saya sehari-hari di sekolah.
Saya tidak memakai stopwatch. Saya paksa diri ini untuk nyaman menuangkan isi kepala, menekan papan keyboard, dan memandang layar ketikan. Saya ingin sampaikan dengan agak terbawa gaya menulisnya mas Sulak. Sebelumnya saya terbiasa menggunakan gaya menulis esay mas Puthut EA.
0 comments:
Posting Komentar