This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 19 Maret 2022

#1 Permulaan Menulis

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Setelah pagi tadi saya melakukan pemanasan menulis dan kini saatnya saya memulai menulis secara maraton. Saya menjadikan Buku Catatan untuk Calon Penulis sebagai pedoman membiasakan menulis tanpa terpengaruh mood, menulis di mana pun hingga menulis cepat. 


Dalam buku itu terbagi dua puluh tagar disertai penjelasan pendek. Seolah si penulisnya sedang memberikan pendahuluan sebelum meminta si peserta pelatihan melaksanakan arahan darinya. Saya pikir sih benar iya juga. 

Pada #1 ia menuliskan: Sesungguhnya tidak ada penulis hebat. Yang ada hanyalah penulis yang terlatih dan penulis yang beruntung. Yang pertama bisa kita usahakan. Yang kedua, bukan hanya tidak bisa kita usahakan, tapi juga tidak perlu kita pikirkan. 



Pesannya pendek. Jika ia ujarkan secara lisan mungkin tidak berhenti di situ. Saya paham maksudnya, ia meminta agar yang ingin menjadi penulis setidaknya capailah di tahapan terlatih. Apa pun yang terlatih pasti ditempuh dengan serangkaian proses yang nisbi satu sama lain berbeda. 

Menulis akan terasa sulit bagi yang belum terbiasa. Berbicara di muka umum bisa bikin gugup seseorang. Meski dengan naskah jika tanpa ketenangan diri kata-kata yang meluncur seakan mampet. Menulis pada awalnya perlu semacam pemancing.

Saya ingat strategi tiga kata yang dibagikan mas Sulak. Penulis tidak sedang ada ide sekalipun, separagraph dengan cara itu ide muncul dengan sendirinya. Misalkan Pulpen Bapak Hilang. Untuk sebuah tulisan fiksi tiga kata itu cukup bermanfaat. Mengembangkan menjadi sebuah cerita mini untuk tiga kata itu belum bisa saya tuntaskan di tulisan ini. Semoga nanti ya.

Menjadi penulis yang terlatih ibarat di bidang olah raga maka ada kurikulum yang menghantarkan atlit tertentu terlatih. Ia perlu mengenal gerak otot kaki, otot tangan. Bagaimana mengendalikan napas. Mengontrol tenaga agar sampai dipenghujung pertandingan dsb. Setiap bidang yang membentuk keahlian maka disediakan tahapan-tahapannya.

Menulis pun demikian. Saya senang menulis. Pernah mengikuti lomba menulis. Pernah mendapatkan hadiah hasil lomba menulis. Pernah mengikuti pelatihan menulis di Kampus Fiksi non Fiksi Diva Press, Jogja. Kesan mengikuti itu saya merasa kalau saya ada bakat menulis. Masuk dalam peserta pelatihan itu saingannya seluruh Indonesia. Bergengsi pokoknya.

Untuk terampil menulis maka kita perlu terus menulis secara spontan. Menulis dengan beragam tema. Mengikatkan diri dengan tema-tema terdekat kita memudahkan kita menyelesaikan sebuah tulisan. Atau dengan mengatur jumlah cerita yang dipublikasi di media sosial. Mereka yang rajin posting cerita di sosmed teknis berceritanya cukup memadai. 

Saya menjaga stamina menulis dengan menulis bertema di ig yang terhubung ke wall fb. Blog kali ini saya tempatkan sebagai kumpulan tulisan saya. Menyimpan di blog saya anggap sebagai tabungan keterampilan diri yang sewaktu-waktu mudah ditemukan. Apalagi bidang profesi saya mengajar. Kemampuan menulis baik dan tekun membaca selalu diperlukan.

Penulis favorite saya adalah penulis buku panduan latihan ini. Mas Puthut Ea. Ia terkenal sebagai cerpenis. Dan belakangan ini banyak menulis esai. Gaya menulisnya mudah saya ikuti. Bukan untuk meniru. Saya juga mengikuti cara ia bercerita dan mengemas alur kalimat yang memikat. 

Setiap ia bagikan pengisahan di ignya saya baca baik-baik. Ia mengambil caption dengan arah yang tidak terduga. Bidikan-bidikan kameranya menakjubkan. Ia dengan mudahnya mendapatkan angel gambar yang oke. Selama saya membaca tulisan-tulisannya kemudahan ketika saya menulis seperti telah melewati proses menulis yang panjang.

Saya tekankan di sini perlunya sosok penulis favorite untuk membantu kelancaran menulis. Ia penulis pertama yang saya jadikan panutan berkarya. Selanjutnya, saya sering membagikan postingan fb mas Sulak. Ia sering memberikan kiat menulis. Artikel dari penulis asing. Ia juga membuka kelas menulis cerita. Kapan waktu saya ingin bergabung di kelasnya. Harganya lumayan dan pastinya materi-materi yg disampaikan berkelas.

Mas Sulak juga menerbitkan buku latihan menulis cerita. Saya baca semua pembahasan di dalamya. Hanya saja belum saya praktekan. Mungkin setelah buku ini selesai, saya lanjut ke buku mas Sulak. Baik mas Puthut Ea dan mas Sulak, gaya menulis mereka berkarakter. Saya membaca tulisan mas Puthut seperti ia sedang berbicara. Membaca cerpennya mas Sulak seperti saya membaca terjemahan cerpen dari bahasa asing. Mereka saya jadikan mentor tidak secara langsung. Hanya berbekal karya aplikatif mereka saya siap menyongsong sebagai penulis cerita. 

Berkisah akan menjadi kebiasan baru saya. Menyelesaikan tulisan tidak bisa lagi saya tunda. Menghadiahi diri berupa kumpulan tulisan atau buku bertema akan menjadi pengalaman berharga saya, khususnya di tahun 2022. 

Mencoba tantangan baru dengan menjadikan setiap buku latihan menulis sebagai bahan pemicu premis bercerita. Tahap pertama, saya esais yang mudah menggarap tema humaniora. Tahap kedua, saya cerpenis yang meleburkan diri ke kehidupan sehari-hari. Semua itu saya niatkan sebagai bukti kesungguhan diri menempa diri dan mensyukuri nikmat berkehidupan.

Babelan, 19 Maret 2022. 22:19 WIB

Mengembalikan Semangat

 Oleh Bagus Styoko Purwo

Mengembalikan semangat yang redup bukan perkara mudah. Saya sering gagal. Selalu saya ulangi membuat rencana di sebuah buku/kertas. Merinci hal-hal yang bisa saya tekunin selama sebulan, sepekan, atau pencapaian dalam sebulan ke depan. Namun masih di awal perjalanan tidak berjalan lancar. 



Hari ini sabtu, tertanggal 19 Maret 2022, keinginan saya memperbaiki kegagalan melatih diri muncul tiba-tiba. Saat membersihkan rak buku, membebaskan buku-buku dari debu harian, memisahkan buku-buku pilihan untuk sepekan, berbarengan saya rinci kegiatan yang bisa saya tekuni selama sepekan.

Saya ingin menguji ketahan diri di hari pertama ini. Bisa tidak saya jalani semua rencana dengan baik, tertib. Berikut rencana tertulis selama sepekan.

Hari pertama

Pagi

1. Membaca dan menyelesaikan buku catatan untuk calon penulis karya Puthut Ea.

2.  Pengantar akuntansi BMP UT.

Siang

1. Jurnal komunikasi masa.

2. Akuntansi perpajakan

Malam

1. Perilaku organisasi

2. Materi Mira Institut


Hari kedua

Pagi

1. Teori Akuntansi

2. Manajemen keuangan

Siang

1. Petunjuk praktis penelitian ilmiah menyusun karya ilmiah

2. Berburu honor dengan artikel

Malam

1. Latihan psikotes junior

Pembagian aktivitas belajar yang saya pelajari dari youtube akan mempermudah pelaksanaannya. Saya coba hari ini.

Tulisan ini saya anggap sebagai prolog latihan bertanggung jawab atas apa yang telah saya tuliskan. Mengupayakan suatu sikap yang baru perlu pembiasaan. Untuk itu saya menjadikan pedoman ustadz Yusuf Mansur melatih sikap istiqomah selama tiga hari. Lanjut seminggu, lanjut dua minggu, sampai di hari keempat puluh atau empat puluh satu hari. Kalau sebulan lebih sepuluh hari kita terbiasa dengan dispilin tertentu maka itu telah menjadi kebiasaan dan berubah menjadi karakter. Nah mengumpulkan karakter berkulitas menjadikan hebat di diri kita. Itu lah yang saya idam-idamkan.

Usaha ini juga sebagai persiapan saya menerima limpahan anugerah-Nya. Keyakinan saya bahwa turunnya anugerah sebagaimana kesiapan diri memacu ikhtiar persiapan itu terus saya coba. Ya walaupun gagal mulu. Tapi saya menyikapinya ini karena saya belum ada kesiapan diri.

Kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan batin, dan kesiapan kesadaran diri. Munculnya orang-orang kaget setelah mendapatkan limpahan anugerah entah itu jabatan, kekayaan, yang nampak ada sikap diri seperti sombong, ujub dsb, saya rasa karena tidak ada kesiapan diri.

Saya ingin melanjutkan sekolah doktoral maka saya harus menyiapkan mental, pengetahuan, ketahanan belajar, dan yg utama biaya pendidikan sampai selesai study. Di awal saya harus menyediakan biaya pendaftaran satu juta rupiah, proposal disertasi, hasil tkda, hasil toefl yang keduanya berskor min 550. Jika lolos maka saya harus siap membayar spp martikulasi sebesar enam juta rupiah. Di semester awal sampai selesai sekitar semester 6-7 spp sebesar dua belas juta. Di tambah biaya penunjang riset. Sangat mahal dan menantang. 

Untuk studi tersebut saya tidak mengambil jalur beasiswa. Saya merasa yakin dengan kemampuan menulis/berkarya saya bisa membiayai itu semua. Rencana studi itu gagal tercapai hampir masuk di tahun kedua. Penyebabnya satu, saya tidak mempersiapkan diri. Maka, mumpung awal pendaftaran masih jauh, saya bisa menyicil persiapan. Bulan ini saya menyicil ketahanan belajar dan keterampilan menulis. Saya mau mencoba mengirimkan artikel-artikel ke media-media. Untuk menguji kemampuan menulis, maka jalannya mengirimkan artikel. Satu artikel diberikan honor minimal dua ratus ribu. Sehari satu artikel dan tayang di media, selama sebulan alhamdulillah tertransfer enam juta rupiah. Ya setidaknya hitungan untuk biaya studi dapat di atas. Saya mau suatu ketika membagikan pengalaman sekolah doktoral dengan biaya hasil dari menulis/berkarya. Jadi mencari beasiswa bukan satu jalan lancar studi lanjutan.



Menulis, berfikir dan berkarya adalah tiga hal yang sedang saya tingkatkan kualitasnya. Agar lancar menulis saya menjadika tiga buku utama sebagai media latihan menulis. Buku catatan calon penulis, buku creative writing, dan buku menulis dengan cinta. Saya selesaikan satu buku, saya nilai perkembangan menulis saya, kalau semuanya oke saya lanjut ke buku yang kedua. Setidaknya dalam sebulan lompatan menulis saya jauh dan tinggi. 

Berfikir adalah bagian utama seorang penulis atau apa pun profesinya. Berfikir yg dinamis perlu dilatih dengan banyak membaca lintas genre. Saya pernah senang membaca filsafat. Sekali baca tidak paham. Diulangi sampai paham dan begitu terus. Daya berfikir orang tergantung kesanggupan mengolah nalar/rasionya. Nalar mudah berkembang dengan membaca dan berdiskusi. Saya ditahapan ini juga sudah merinci buku-buku apa saja yang siap dibaca. Pembuktian daya berfikir saya meningkat kelihatan dari kemampuan saya menulis ulang apa yang saya serap dan saya kritisi terapan keilmuan yg di maksud.

Setelah kedua itu selesai dan jamak tercapai maka berkarya adalah pembuktian besar. Di awal tahun ini saya pernah menulis target terbit buku-buku saya di penerbit mayor. Sudah di bulan ketiga, satu buku pun belum juga saya tulis. Judul dan kerangkanya sudah ada. Semogalah di bulan ini satu bab terwujud.

Menulis pun persis dengan berolah raga, pemanasan melenturkan otot-otot sebelum melakukan gerakan serius. Setelah tulisan ini saya akhiri, jaringan di otak saya bekerja, asosiasi kata, logika bercerita terbentuk dan saya siap menggulirkan cerita pertama di hari pertama saya bangkit dari kelalaian target harian.

Babelan, 19 Maret 2022. 10.24 WIB